ABSTRAK
Nadiana
Rafika Putri. 2013. Mikrobiologi air. Program Studi Pendidikan Biologi, Program Sarjana (S1).
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Dosen
Pengasuh Susi Dewiyeti, S.Si., M.Si.
Kata Kunci
: air sumur, bakteri
Tujuan
praktikum: (1) Untuk mengetahui ada atau tidak mikroba pada air; (2) Uji coba
praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah
Palembang Tanggal 16 Desember 2013 pukul 13.00 WIB. Parameter yang diamati
dalam praktikum ini adalah jenis, jumlah, warna, bentuk, elevansi, permukaan,
diameter, dan tepian koloni (4) Hasil Praktikum; (1) Dari hasil pengamatan dan uji coba yang telah
dilakukan, diketahui pada air sumur hanya terdapat 1 jenis bakteri berupa A1 dengan jumlah koloni 17,
bentuknya tidak beraturan dan menyebar, tepian berambut, elevasi timbul dan
berwarna putih susu. Setelah mengetahui hasil uji coba terhadap air sumur,
ternyata air sumur tersebut dikategorikan aman.
A.
PRAKTIKUM
KE : 6
B.
JUDUL :
Mikrobiologi Air
C.
TUJUAN :
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya mikroba pada air.
D. DASAR
TEORI :
Air merupakan materi esensial bagi
kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme
adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell, dkk, 2002).
Pemeriksaan air secara mikrobiologi
sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting
dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara
mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai
pengukuran derajat pencemaran. Kualitas air didasarkan pada pengujian ada
tidaknya coliform dalam air. Keberadaan bakteri coli merupakan parameter yang
dapat digunakan untuk menentukan kualitas air yang aman, dimana
kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri
coliform adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan
dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas ( Pelczar
dan Chan, 1988).
Sifat-sifat bakteri
koliform yang penting adalah :
Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis
substrat
- Mempunyai sifat dapat
mensintesis vitamin
- Interval suhu pertumbuhan
antara 100 0C – 460 0C
- Mampu menghasilkan asam dan gas
Bakteri coliform dapat
dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli. Koliform nonfekal misalnya Enterobacter
aerogenes. E. Coli merupakan bakteri yang berasal dari
kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan
pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada
air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan
mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro, 2005).
Menurut Fardiaz
(1989), dua uji yang dilakukan pada bakteri koliform yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari
3 tahap yaitu uji pendugaan (presumptive test ), uji penguat (confirmed
test,) dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga
merupakan uji kuantitatif koliform dengan menggunakan metode MPN.
a.
Uji pendugaan (presumptive test)
Merupakan tes pendahuluan tentang ada
tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas
disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya
asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat
dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika
terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham.
Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan
menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan
dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya
negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas
dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif
dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat
tabel MPN.
b.
Uji penguat (confirmed test)
Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji
ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa
inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin Methylen Biru Agar (EMBA)
secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia
coli tumbuh berwarna kehijauan dengan kilat metalik atau koloni
berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya.
c.
Uji pelengkap (completed test)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan
uji kelengkapan untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari
koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam medium kaldu
laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi
secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24
jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada kaldu laktosa, maka
sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar
miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli menunjukkan
Gram negatif berbentuk batang pendek (Dwidjoseputro, 2005).
Output metode MPN
adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit)
atau unit pembentuk–koloni (colony–forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri.
Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat
nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut
diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil
nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum.
Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Hadioetomo,
1993).
Menurut Widianti, dkk
(2004), Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform
dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection
Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform
belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya
patogen. USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk
coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling
banyak 5% boleh mengandung coliform. Apabila sampel yang diambil lebih kecil
dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform.
Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti
protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Media
endo agar adalah media kultur selektif dan diferensial untuk mendeteksi
keberadaan bakteri koliform fekal dan mikroorganisme lainnya. Selektivitas
media endo agar tersusun atas sodium sulfate atau kombinasi basic fuchsin, yang
menghasilkan suspensi mikroorganisme gram positif. Bakteri koliform
memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni berwarna merah muda hingga warna
merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan yang mirip. Koloni organisme
yang tidak memfermentasi laktosa tidak berwarna sehingga tampak kontras dengan
latar media yang berwarna merah muda (Dad,2000).
Pada percobaan ini,
dilakukan pengujian kualitas sampel air dengan cara mengamati ada tidaknya
bakteri Escherichia coli dalam sampel air tersebut, karena
bakteri ini merupakan indikator sanitasi. Keberadaan coliform fekal (Escherichia
coli) ini dapat membuat kualitas air tidak baik karena air dapat
terkontaminasi. Pengujian kualitas air meliputi tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(Presumtive test), uji penetapan (Comfirmed test), dan uji lengkap
(Complete test). Uji pendugaan dengan menggunakan metode MPN dilakukan
dengan cara menginokulasikan sampel air ke dalam tabung yang berisi medium
laktosa cair dan tabung durham. Volume dari sampel air yang digunakan
masing-masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml dilakukan pada 5 tabung, sehingga seluruh
tabung berjumlah 15 buah. Semua tabung diikubasi pada suhu 37 0 C selama 48 jam. Hasil positif dapat diketahui
dengan terbentuknya gas atau gelembung yang terdapat pada tabung durham. Fungsi
dari tabung durham adalah untuk mengetahui terbentuknya gas gelembung atau
untuk menangkap gas yang ditimbulkan akibat adanya fermentasi laktosa menjadi
asam dan gas (Hadioetomo, 1993).
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada sampel yang volumenya 10 ml terdapat 5 buah tabung yang
hasilnya positif semua. Pada sampel yang volumenya 1 ml terdapat 3 buah
tabung hasilnya juga positif. Sedangkan pada sampel 0,1 terdapat 5 buah
tabung yang hasilnya negatif. Semakin banyak volume suatu sampel maka semakin
banyak pula bakteri yang terkandung di dalamnya. Dari masing-masing perlakuan
yang sudah diketahui jumlah berapa tabung yang positifnya maka dapat diperoleh
MPNnya dengan cara melihat tabel MPN yang ada dibuku petunjuk. MPN yang
diperoleh dari hasil perhitungan diperoleh hasil 79. Jumlah coliform dalam
sampel diperoleh hasil 67,91 per 100 ml sampel. Berdasarkan hasil bahwa jumlah
coliform dengan menggunakan rumus, hasilnya berbeda dengan jumlah MPN. Hal ini
dapat terjadi karena ketidaktelitian praktikan dalam melakukan percobaan yang
mengakibatkan terjadinya kesalahan. Pada percobaan uji pendugaan ini terjadi
perubahan warna dari merah menjadi kuning. Hasil ini menunjukkan hasil yang
positif yang berarti terbentuknya asam dan gas, akan tetapi belum dapat
diketahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri Escherichia
coli atau bukan, karena itu perlu dilakukan adanya uji penetapan
(Hadioetomo, 1993).
Kelebihan dari
metode MPN ini adalah waktu yang dibutuhkan sangat sedikit atau sangat singkat,
sedangkan kekurangan dari metode MPN yaitu hasil yang diperoleh terkadang tidak
begitu akurat. Kelebihan pada perhitungan dengan menggunakan rumus yaitu hasil
yang diperoleh lebih akurat dan kekurangannya dari metode perhitungan dengan
menggunakan rumus yaitu waktu yang dibutuhkan lama (Hadioetomo, 1993).
Uji berikutnya adalah
uji penetapan yang berfungsi untuk meyakinkan hasil positif yang ada pada uji
pendugaan. Pada uji penetapan ini biakan pada medium laktosa cair
diinokulasikan pada medium endo agar kemudian diinkubasi pada suhu
37 0C selama 48 jam. Fungsi dari medium endo agar
adalah sebagai agen penyerap asetildehid yang merupakan komponen utama reaksi
pembentukan koloni tipikal. Medium ini merupakan campuran dan basic fuchsin
laktosa agar dan juga sodium sulfit (Hadioetomo, 1993).
Hasil positif ini
ditandai dengan terbentuknya koloni yang berwarna hijau metalik ataupun adanya
ungu di tengah koloni. Hijau metalik ini disebabkan karena adanya bakteri
coliform yang tumbuh sehingga terjadi fermentasi laktosa yang dapat membentuk
asetaldehid dan juga bereaksi dengan sulfit dari medium sehingga basic fuchsin
dan medium agar akan dilepas dan akhirnya akan terbentuk warna mengkilap
seperti logam (Hadioetomo, 1993).
Hasil yang diperoleh
pada uji penetapan ini, pada sampel 10 ml yang terdiri dari 5 tabung tersebut
pada tabung 1 dan tabung 2 warna koloninya hijau metalik. Sedangkan pada
pengecatan gram diperoleh bahwa warnanya merah, bentuknya adalah batang pendek
dan bersifat gram (-) berarti hasil menunjukkan positif (+) terhadap adanya
bakteri coliform. Pada tabung 3, 4 dan 5 warna koloninya juga hijau
metalik tetapi ada juga yang berwarna pink. Hasil ini tetap menunjukkan hasil
yang positif. Setelah dilakukan pengecatan gram, warnanya menjadi merah,
bentuknya ada yang berbatang pendek maupun berbatang panjang serta bulat, dan
bersifat gram negatif. Pada sampel 1 ml, tabung 1 warna koloninya pink dan
ungu, dan setelah di cat gram warnanya menjadi merah, berbentuk batang pendek
dan bulat dan bersifat gram negatif. Tabung 2 warna koloninya hijau metalik,
dan setelah di cat gram warnanya menjadi merah, berbentuk batang pendek dan
bulat dan bersifat gram negatif. Pada tabung 3 warna koloninya pink, dan
setelah di cat gram warnanya menjadi merah, berbentuk bulat dan bersifat gram
negatif (Hadioetomo, 1993).
Uji bakteri coliform yang terakhir
adalah uji lengkap yang bertujuan untuk memastikan adanya coliform dalam air.
Uji lengkap ini dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel ke dalam medium
laktosa cair dan medium nutrien agar miring. Tujuan dari inokulasi sampel ke
dalam medium laktosa cair adalah untuk mengetahui terbentuknya gas dan asam,
sedangkan tujuan dari inokulasi ke dalam medium nutrien agar miring yaitu untuk
mengetahui sifat dari bakteri apakah bersifat gram positif atau bersifat gram
negatif dan juga untuk mengamati bentuk sel dan koloni bakteri. Hasil positif
pada uji lengkap ini yaitu terbentuknya gas, sifat bakteri gramnya negatif dan
bentuknya batang pendek (Hadioetomo, 1993).
Hasil dari uji lengkap ini, untuk sampel
10 ml pada medium laktosa cair terjadi perubahan warna merah menjadi
kuning dan ada gelembung gas pada tabung durham. Pada medium laktosa cair
tabung 1, warna kuning yang dihasilkan banyak (++) dan terbentuk gas, sedangkan
pada medium agar miring bentuk koloninya filiform, berwarna merah, dan
elevasinya raised. Setelah dilakukan pengecatan gram, bentuk selnya bulat dan
batang pendek, berwarna merah, dan bersifat gram negatif. Pada medium laktosa
cair tabung 2, warna kuning yang dihasilkan sedikit (+) dan terbentuk gas,
sedangkan pada medium agar miring bentuk koloninya spreading, berwarna merah,
dan elevasinya convex regose. Setelah dilakukan pengecatan gram, bentuk selnya
batang pendek, berwarna merah, dan bersifat gram negatif. Pada medium laktosa
cair tabung 3, 4, dan 5 warna kuning yang dihasilkan sangat banyak (+++) dan
terbentuk gas, sedangkan pada medium agar miring bentuk koloninya effuse
(tabung 3), eniculate (tabung 4) filiform (tabung 5), ketiganya berwarna putih,
dan elevasinya low convex. Setelah dilakukan pengecatan gram, bentuk selnya
batang pendek dan bulat, berwarna merah, dan bersifat gram negatif. Untuk
sampel 1 ml tabung 2, pada medium laktosa dihasilkan warna kuning sedikit (+)
cair dan terbentuk gas. Pada medium agar miring, bentuk koloninya
breaded, berwarna krem, dan elevasinya convex regose. Setelah dilakukan
pengecatan gram, bentuk selnya batang pendek dan bulat, berwarna merah, dan
bersifat gram negatif. Untuk kedua sampel ini, didapatkan hasil yang positif
(mengandung bakteri koliform) (Hadioetomo, 1993).
Berdasarkan hasil ketiga uji di atas
yaitu uji pendugaan, uji penetapan dan uji lengkap maka dapat disimpulkan bahwa
sampel air mengandung coliform yang ditandai dengan dilihat dari hasil yang
positif pada uji lengkap yaitu dengan adanya bakteri gram negatif (-) dan
berbentuk batang pendek dan bulat yang menunjukkan ciri-ciri bakteri koliform.
Hal ini menunjukkan bahwa air yang digunakan sudah tercemar dan tidak aman
untuk dikonsumsi. Menurut USEPA, apabila sampel yang diambil lebih kecil dari
40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung coliform. Sedangkan
dari hasil yang di dapat, dari 15 tabung sampel, 6 tabung atau hampir
setengahnya menunjukkan hasil positif adanya bakteri koliform dalam air
(Fardiaz, 1989).
E.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.
Waktu
dan Tempat
Waktu :
Senin, 17 Desember 2013, Pukul 13.00 WIB
Tempat : Laboratorium FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
2.
Alat
dan Bahan
Alat:
a. Tip
b. Mikropipet
c. Cawan
petri
d. Gelas
kimia
e. Bunsen
f. Sprayer
g. Batang
L
Bahan
:
a. Media
NA
b. Alkohol
70%
c. Air
sumur daerah pertahanan, Plaju
3.
Cara
Kerja
a. Pipetlah
1 ml sampel air sumur, air sungai, air rawa, air got secara aseptis dengan menggunakan
mikropipet.
b. Tuangkan
diatas permukaan NA dan ratakan dengan dengan batang L secara aseptis.
c. Bakar
pinggiran mulut cawan petri dengan bunsen
d. Letakkan
cawan petri dengan posisi terbalik dan dibungkus dengan kertas.
e. Inkubasi
selama 24 jam didalam inkubator pada suhu 37OC.
f. Setelah
inkubasi 24 jam amati pertumbuhan mikroba pada cawan petri (jumlah koloni,
bentuk koloni, warna koloni, elevasi koloni, permukaan koloni, tepi koloni,
diameter).
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Praktikum
Tabel 1. Mikroba air yang terdapat pada air sumur
Jenis Air
|
No
|
Jenis
|
Jumlah
|
Bentuk
|
Tepian
|
Elevasi
|
Warna
|
Air
sumur
|
A
|
A1
|
17
|
Tidak
beraturan dan menyebar
|
Berambut
|
Timbul
|
Putih
susu
|
2. Pembahasan
Berdasarkan
hasil uji coba dan pengamatan yang telah dilakukan ternyata ditemukan pada air sumur hanya
terdapat 1 jenis bakteri
berupa
A1 dengan jumlah koloni 17, bentuknya tidak beraturan dan menyebar, tepian
berambut, elevasi timbul dan berwarna putih susu.
- KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan dan uji coba yang telah dilakukan, diketahui pada air sumur
hanya terdapat 1 jenis bakteri
berupa
A1 dengan jumlah koloni 17, bentuknya tidak beraturan dan menyebar, tepian
berambut, elevasi timbul dan berwarna putih susu. Setelah mengetahui hasil uji
coba terhadap air sumur, ternyata air sumur tersebut dikategorikan aman.
- DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N. A., J.B. Reece., L.G. Mitchell.
2002. Biologi Jilid 2 edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Dad. 2000. Bacterial Chemistry and Physiology.
John Wiley & Sons, Inc. New York.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar
Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan Imagraph. Jakarta.
Fardiaz, S. 1989. Petunjuk Laboratorium
Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan Gizi. IPB. Bogor.
Hadioetomo, R. 1993. Mikrobiologi Dasar-Dasar
Dalam Praktek. Gramedia.
Jakarta.Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S.
1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar