Senin, 06 Januari 2014

Praktikum Mikrobiologi Terapan (Produk Pangan Hasil Olahan Melalui Proses Fermentasi)

ABSTRAK
Nadiana Rafika Putri. 2013. Produk Pangan Hasil Olahan Melalui Proses Fermentasi. Laporan Praktikum Mikrobiologi Terapan. Program Studi Pendidikan Biologi, Program Sarjana (S1). Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang. Dosen Pengasuh Susi Dewiyeti, S.Si., M.Si.
Kata Kunci : Ubi mentega, ragi tape, air bersih
Tujuan praktikum: (1) Untuk mengetahui proses pembuatan tapai singkong; (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi dalam pembuatan tapai singkong: (2) Ruang lingkup dan batasan masalah; (1) Proses pembuatan tapai singkong; (2) faktor yang mempengaruhi proses fermentasi. (3) Uji coba praktikum dilaksanakan di kediaman usaha tapai bapak hasan di Angkatan 66 depan masjid Al-Awwal sekip ujung, pukul 12.00 WIB; (5) Parameter yang diamati adalah proses pembuatan tapai singkong, warna, rasa, aroma dan tekstur tapai singkong (6) Hasil praktikum; Melalui uji organoleptik bersama 20 orang teman lainnya, diketahui untuk tingkat kesukaan pada warna dan tekstur yang tidak suka 0%, yang kurang suka 10%, yang suka 55% , dan sangat suka 35%. Untuk tingkat kesukaan pada rasa dan aroma yang tidak suka 0%, yang kurang suka 0%, yang suka 40%, dan yang sangat suka 60% (7) Kesimpulan; (1) Tingkat kesukaan pada warna dan tekstur persentase yang tidak suka 0%, 10% kurang suka, 55% menyukai dan  35% sangat menyukai warna dan tekstur tapai singkong; (2)Tingkat kesukaan pada rasa dan aroma persentase yang tidak suka dan kurang suka 0%, 60% menyukai dan 40% yang sangat menyukai rasa dan tekstur tapai singkong.
     A.    PRAKTIKUM KE   : 4
     B.  JUDUL                     : Produk Pangan Hasil Olahan Melalui Proses Fermentasi
     C. TUJUAN                   : 1.Untuk mengetahui proses pembuatan tapai Singkong
                           2.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi dalam 
                           pembuatan tapai singkong
D. DASAR TEORI        :
    Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain. Proses pembuatan pangan yang dibantu oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju, yoghurt, dan berbagai makanan lain termasuk kecap dan tempe. Mikroorganisme banyak membantu manusia dalam bidang pangan. Yang mana terjadi simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan tapai, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-9. Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme dapat menghasilkan makanan dan minuman karena dapat tumbuh dengan cepat, mengandung protein yang cukup tinggi dan dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri (Apriliaea, 2012).

          1.      Mikroorganisme Yang Digunakan Dalam Mikrobiologi Pangan
      
      Tabel 1. Mikroorganisme Yang Digunakan Dalam Mikrobiologi Pangan
No.
Bahan Pangan
Mikroorganisme
Golongan
Produk
1
Susu
Lactobacillus bulgaricus
Streptococcus termophillus
Streptococcus lactis
Panicillium requiforti
Propioni bacterium
Lactobacillus casei
Bakteri
Bakteri
Bakteri
Jamur
Bakteri
Bakteri
Yoghurt
Yoghurt
Mentega
Keju
Keju Swiss
Susu asam
2
Kedelai
Rhizopus oligosporus
Rhizopus stoloniferus
Rhizopus oryzae
Aspergillus oryzae
Jamur
Jamur
Jamur
Jamur
Tempe
Tempe
Tempe
Kecap
3
Kacang tanah
Neurospora sitophyla
Jamur
Oncom
4
Beras
Saccharomyces cereviseae
Endomycopsis fibulegera
Jamur
Jamur
Tape Ketan
5
Singkong
Saccharomyces elipsoides
Endomycopsis fibulegera
Jamur
Jamur
Tape singkong
6
Air kelapa
Acetobacter xylinum
Bakteri
Nata de coco
7
Tepung gandum
Saccharomyces elipsoides
Jamur
Roti
8
Kubis
Enterobacter sp.
Bakteri
Asinan
9
Padi-padian atau umbi-umbian
Saccharomyces cereviseae
Saccharomyces caelsbergensis
Jamur
Minuman beralkohol
10
Mikroorganisme
Spirulina
Chlorella
Alga bersel satu
Protein sel tunggal
                                                                 

















Sumber: (Khiashawol, 2012).
2.      Biotegnologi dan Fermentasi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakterifungivirus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzimalkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan (Khiashawol, 2012).
Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim (Khiashawol, 2012).
Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang (Khiashawol, 2012).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaananaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal (Khiashawol, 2012).
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu (Khiashawol, 2012).
Proses fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah suatu makanan dan minuman. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari suatu senyawa organik dan menjadi produk organik yang lebih sederhana. Hal tersebut disebabkan mikroorganisme dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dan juga massa mikroba minimal mengandung 40% protein dan memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi(Khiashawol, 2012).
3.      Pemanfaatan Bioteknologi Konvensional Dalam Bidang Pangan
Pemanfaatan miktoorganisme dalam bidang pangan dapat membuat makanan olahan seperti
a.    Pembuatan Tempe
Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus, Rhizopus stoloniferus, Rhizopus oryzae, atau Aspergillus oryzae. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare (Apriliaea, 2012).
b.    Pembuatan Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam.Untuk mempercepat fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi, tergantung pada waktu. Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jasmur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yang kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan gula merah, gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam.Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya (Apriliaea, 2012).
c.    Pembuatan Oncom
Oncom merupakan makanan yang dikenal di kawasan Jawa Barat.Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora sitophyla. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa.Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap (Apriliaea, 2012).
d.   Pembuatan Tapai
Tapai merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol. Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Saccharomyces cereviseae, Endomycopsis fibulegera, Saccharomyces elipsoides, Endomycopsis fibulegera sebagai ragi. Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih, kayu manis.
Apa itu Tapai? Apa sajakah kelemahan serta Kelebihan nya?
Tapai merupakan pruduk makanan.Tapai  juga merupakan makanan selingan yang cukup popular di Indonesia dan Malaysia. Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai singkong. Tapai memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alkohol, memiliki aroma yang menyenangkan, bertekstur lunak dan berair (Apriliaea, 2012).
Kelebihan dari Tapai adalah :
1.   Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi secara baik (Adiparman, 2012).
2.   Mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman di konsumsi tapai dapat di golongkan sebagai sumber Probiotik bagi tubuh (Adiparman, 2012).
3.   Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi inidiyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat (Adiparman, 2012).
4.   Tapai mampu mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang Dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus (Adiparman, 2012).
5.   Konsumsi tapai  dapat mencegah terjadinya anemia karena  mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12 (Adiparman, 2012).
e.    Pembuatan Keju
Pada umumnya keju disukai banyak orang. Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak menjadi asam amino (Apriliaea, 2012).
Umumnya keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya yang dihasilkan dalam proses pemasakan. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan pemampatannya besar.Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam. Misalnya, keju romano, parmesan sebagai keju sangat keras, keju cheddar, swiss sebagai keju keras yang berperanPropioniobacterium sp., keju roqueorforti yang berperan Pennicilium reguerforti sebagai keju setengah lunak, keju camemberti sebagai keju lunak yang berperan Pennicilium camemberti.
f.    Pembuatan Yogurt
Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah (Apriliaea, 2012).
g.   Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak
terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada suhu 38 C – 44 C atau selama 12 jam pada suhu 32 C. Pada masa inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang diinginkan (Apriliaea, 2012).
  1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      WAKTU DAN TEMPAT
a.   Waktu             : 12.00 WIB
b.   Tempat            : Usaha tapai singkong pak Hasan, Jalan Angkatan 66 Lr.Jambu
depan masjid Al Awwal Sekip ujung. Palembang
2.      ALAT DAN BAHAN
    1. Alat                 :
1)        Pisau
2)        Kompor
3)        Panci
4)        Baskom
5)        Daun pisang
6)        Alat pengeruk
7)        Tikar
    1. Bahan              :
1)        Ubi mentega
2)        Ragi
3)        Air bersih
3.         CARA KERJA
a.    Menyiapkan singkong mentega sebanyak 10 kg
b.    Singkong dikupas, dipisahkan dari kulit kayu.
c.    Singkong dicuci bersih, lalu tiriskan.
d.   Setelah ditiriskan, singkok dikeruk, ini berfungsi supaya singkong yang akan menjadi tape tadi tidak berlendir, sehingga tape tahan disimpan dalam waktu yang  cukup lama
e.    Potong singkong dengan ukuran sedang dan cuci kembali sampai benar-benar bersih
f.     Singkong direbus selama 30 menit sampai teksturnya setengah  matang.
g.    Sambil menunggu 30 menit haluskan ragi sebanyak 10 butir.
h.    Setelah 30 menit  singkong didedahkan dan didinginkan kemudian ditaburi ragi yang telah dihaluskan secara merata.
i.      Bungkus wadah tape dengan daun pisang. kemudian simpan selama 24-48 jam untuk proses fermentasi.
j.      Setelah fermentasi, lakukanlah pengamatan terhadap hasil tape singkong.

             F.     HASIL DAN PEMBAHASAN
1.       Hasil Praktikum
Tabel 1. Skor Panelis Terhadap Uji Organoleptik pada tape singkong
No
Nama Panelis
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
1
Vivin Dwi Sasari
4
4
4
4
2
Emi Aprianti
3
4
3
3
3
Mandala
3
3
4
3
4
Nur Kholis
3
4
3
3
5
Mikriansya Travolta
3
4
3
3
6
M.Abdul Rozak
3
4
3
2
7
Eka Aprianti
3
3
4
4
8
Pelpa Harianti
2
3
3
3
9
Pelpi Harianis
2
3
3
3
10
Meidiyana Eliska
3
3
3
2
11
Indah Pebriani
4
4
4
4
12
Ely Setyani
3
3
3
3
13
Maya Ulfa
4
4
4
4
14
Endah Rosdiyana
4
4
4
4
15
Marina
4
3
4
4
16
Eka Fatmasari
3
3
4
4
17
Bhineka Darmayanti
4
4
4
3
18
Sri Retna Dewi
4
4
4
3
19
Jepri Gunawan
3
4
4
3
20
Rizki Hamalia
3
4
4
4

Keterangan:
Skor 1  = Tidak suka                            Nilai 3  = Suka
Skor 2  = Kurang suka                         Nilai 4  = Sangat suka

Tabel 2. Persentase Tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur
No
Skor
Persentase Tingkat Kesukaan (%)
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
1
1
0
0
0
0
2
2
10
0
0
10
3
3
55
40
40
55
4
4
35
60
60
35

2.        Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil yang mendekati sempurna, hal ini dapat dibuktikan melalui uji organoleptik yang telah dilakukan bersama 20 orang teman lainnya, dimana hasil yang diperoleh adalah tanggapan yang cukup beragam dengan mayoritas mengatakan hasilnya baik, baik dari tekstur, rasa, warna dan bau.
Melalui uji organoleptik bersama 20 orang teman lainnya, diketahui untuk tingkat kesukaan pada warna dan tekstur yang tidak suka 0%, yang kurang suka 10%, yang suka 55% , dan sangat suka 35%. Untuk tingkat kesukaan pada rasa dan aroma yang tidak suka 0%, yang kurang suka 0%, yang suka 40%, dan yang sangat suka 60%.

  1. KESIMPULAN
Berdasarkan uji organoleptik bersama 20 orang teman lainnya diketahui bahwa pada:
a.    Faktor yang sangat mempengaruhi hasil tapai yang bagus adalah pemilihan singkong yaitu singkong mentega supaya tapai bisa disimpan dalam waktu yang lama,  faktor lainnya yaitu proses pencucian yang harus benar-benar bersih supaya dapat menghasilkan tapai yang bagus dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan faktor selanjutnya yaitu pengerukkan singkong supaya tapai yang dihasilkan nantinya tidak telalu banyak mengandung air sehingga tahan lama.
b.    Tingkat kesukaan pada warna dan tekstur persentase yang tidak suka 0%, 10% kurang suka, 55% menyukai dan  35% sangat menyukai warna dan tekstur tapai singkong.
c.    Tingkat kesukaan pada rasa dan aroma persentase yang tidak suka dan kurang suka 0%, 60% menyukai dan 40% yang sangat menyukai rasa dan tekstur tapai singkong.

            H.    DAFTAR PUSTAKA
Adiparman, 2012. Laporan Praktikum Biologi Terapn. (Online), (http://adiparman laode.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-biologi-terapan_2792.html, diakses tanggal 21 Desember 2013).
Apriliaea, 2012. Laporan Tape Singkong. (http://apriliaae.blog spot.com/2012/03/ laporan-tape-singkong_23.html, diakses tanggal 21 Desember 2013).
Khiashawol, 2012. Mikrobiologi Terapan Mikrobio Pangan. (Online, (http://khiashawol.blogspot.com/2012/04/mikrobiologi-terapan-mikro bio-pangan. html

LAMPIRAN

            Penghitungan Persentase Tingkat Kesukaan Pada Tape
     Singkong Dan Foto Kegiatan Praktikum ke-4
1.    Penghitungan Persentase (%) tingkat kesukaan pada warna, rasa, aroma, tekstur pada  tape singkong
v  Tingkat kesukaan pada warna
Skor 1  = 0 %
Skor 2  =  Banyak skor 2  x 100%
                Jumlah panelis
=    2     x  100%
                 20
= 10 %
Skor 3  =  Banyak skor 3  x 100%
                Jumlah panelis
=  11     x  100%
                 20
= 55 %
Skor 4  =  Banyak skor 4  x 100%
                Jumlah panelis
=   7    x  100%
                 20
= 35 %
v  Tingkat kesukaan pada rasa
Skor 1  = 0 %
Skor 2  =  0 %
Skor 3  =  Banyak skor 3  x 100%
                Jumlah panelis
=  8     x  100%
                 20
= 40 %
Skor 4  =  Banyak skor 4  x 100%
                Jumlah panelis
=   12    x  100%
                 20
= 60 %
v  Tingkat kesukaan pada aroma
Skor 1  = 0 %
Skor 2  =  0 %
Skor 3  =  Banyak skor 3  x 100%
                Jumlah panelis
=  8     x  100%
                 20
= 40 %
Skor 4  =  Banyak skor 4  x 100%
                Jumlah panelis
=   12    x  100%
                 20
= 60 %
v  Tingkat kesukaan pada tekstur
Skor 1  = 0 %
Skor 2  =  Banyak skor 2  x 100%
                Jumlah panelis
=    2     x  100%
                 20
= 10 %
Skor 3  =  Banyak skor 3  x 100%
                Jumlah panelis
=  11     x  100%
                 20
= 55 %
Skor 4  =  Banyak skor 4  x 100%
                Jumlah panelis
=   7    x  100%
                 20
= 35 %



Tidak ada komentar:

Posting Komentar